Pages

Rabu, 05 Maret 2014

Strategi Siger Jati "Pengusaha Muslim" 2014


Siger Jati awal mulanya industri ini milik keluarga dengan nama Sumber Rizki hingga tahun 2010, yang merupakan kakak kandung dari pemilik.  Kemudian pada tahun 2011 berdiri sendiri dengan nama Siger Jati dengan besaran modal Rp.50.000.000. Modal ini didapat dari hasil penjualan mobil  sejumlah  Rp 40.000.000,- dan tabungan istri dengan nominal Rp 10.000.000,- yang pada saat itu masih bekerja di Bank.


Pemisahan manajemen dan nama yang berbeda adalah kebijakan dari pemilik. Hal ini dilakukan karena faktor peluang yang ada salah satunya dalam mengikuti event pameran peserta tidak boleh mengambil stand lebih dengan nama sama, disamping itu karena mempertimbangkan manajemen yang sudah terpisah sehingga tidak mungkin lagi masih menggunakan nama Sumber Rizki. Adapun pertimbangan lain karena faktor pemilik sudah berkeluarga pada tahun 2009, sehingga kebijakan tersebut dilakukan. Namun demikian, meskipun manajemen sudah terpisah dengan nama yang berbeda Siger Jati, untuk barang awal. Mengingat masih keterbatasan dana masih mengambil dari Sumber Rizki.
Nama Siger Jati pada mulanya bukan nama usaha yang terdaftar. Pemilik mendaftarkan nama di SIUP dan NPWP dengan nama Ratu Jati. Ketika mau mengadakan pameran ternyata nama itu sudah dipakai sama perusahaan lain namun belum legal. Namun karena mempertimbangkan tidak mau mematikan usaha orang lain, akhirnya secara spontan merubah nama Siger Jati. Jadi pemilik mendaftarkan ulang pada tahun 2011 dengan budget yang dikeluarkan senilai Rp 3000.000,- untuk mendapatkan legalitas lagi.
 Pada awal berdirinya, Siger jati memiliki 3-5 karyawan, dengan penjualan perbulan rata-rata 4-6 unit. Dengan berjalannya waktu Siger Jati berkembang dengan peasat. Adapun salah satu strateginya yaitu  mengikuti pameran di berbagai event seperi di Mall Candra dan Lampung fair. Acara tersebut sangat efektif untuk promosi, namun terbilang mahal karena untuk satu stand saja dengan lama acara paling lama 14 hari harus disewa rata-rata dengan budget Rp 40.000.000,- belum operasionalnya. Dan rata-rata cost yang dikeluarkan di berbagai event pameran minimal Rp 50.000.000,- .Namun demikian meskipun terbilang mahal dalam penyewaan standnya, ini tetap dilakukan karena pemilik beranggapan dana yang dikeluarkan sebagai dana promosi. Kuncinya adalah berani mengambil resiko untuk memperoleh omset yang fantastis.
Terbukti, promosi dengan ikut serta menjadi peserta pada pameran membuat omset meningkat tajam. Hal ini terbukti dengan pengakuan dari pihak Siger Jati bahwa pada pameran di Candra Super Store selama 14 hari memperoleh omset sebesar Rp. 260.000.000,- ,  pada Lampung Fair 2011 mencapai omset Rp. 300.000.000 dan di lampung Fair 2012 mencapai omset yang fantastis mencapai Rp. 400. 000.000. 
dalam dunia online juga bisa berpromosi, dengan menggunakan twitter, facebook, blog dan website. jika ingin lebih asyik ngeblog, klik disini. 

0 komentar:

Posting Komentar