Siger
Jati awal mulanya industri ini milik keluarga dengan nama Sumber Rizki hingga
tahun 2010, yang merupakan kakak kandung dari pemilik. Kemudian pada tahun 2011 berdiri sendiri
dengan nama Siger Jati dengan besaran modal Rp.50.000.000. Modal ini didapat
dari hasil penjualan mobil sejumlah Rp 40.000.000,- dan tabungan istri dengan
nominal Rp 10.000.000,- yang pada saat itu masih bekerja di Bank.
Pemisahan
manajemen dan nama yang berbeda adalah kebijakan dari pemilik. Hal ini
dilakukan karena faktor peluang yang ada salah satunya dalam mengikuti event
pameran peserta tidak boleh mengambil stand lebih dengan nama sama, disamping
itu karena mempertimbangkan manajemen yang sudah terpisah sehingga tidak
mungkin lagi masih menggunakan nama Sumber Rizki. Adapun pertimbangan lain
karena faktor pemilik sudah berkeluarga pada tahun 2009, sehingga kebijakan
tersebut dilakukan. Namun demikian, meskipun manajemen sudah terpisah dengan
nama yang berbeda Siger Jati, untuk barang awal. Mengingat masih keterbatasan
dana masih mengambil dari Sumber Rizki.
Nama
Siger Jati pada mulanya bukan nama usaha yang terdaftar. Pemilik mendaftarkan
nama di SIUP dan NPWP dengan nama Ratu Jati. Ketika mau mengadakan pameran
ternyata nama itu sudah dipakai sama perusahaan lain namun belum legal. Namun
karena mempertimbangkan tidak mau mematikan usaha orang lain, akhirnya secara
spontan merubah nama Siger Jati. Jadi pemilik mendaftarkan ulang pada tahun
2011 dengan budget yang dikeluarkan senilai Rp 3000.000,- untuk mendapatkan
legalitas lagi.
Pada awal berdirinya, Siger jati memiliki 3-5
karyawan, dengan penjualan perbulan rata-rata 4-6 unit. Dengan berjalannya
waktu Siger Jati berkembang dengan peasat. Adapun salah satu strateginya
yaitu mengikuti pameran di berbagai
event seperi di Mall Candra dan Lampung fair. Acara tersebut sangat efektif
untuk promosi, namun terbilang mahal karena untuk satu stand saja dengan lama acara paling lama 14 hari harus disewa
rata-rata dengan budget Rp 40.000.000,- belum operasionalnya. Dan rata-rata
cost yang dikeluarkan di berbagai event pameran minimal Rp 50.000.000,- .Namun
demikian meskipun terbilang mahal dalam penyewaan standnya, ini tetap dilakukan
karena pemilik beranggapan dana yang dikeluarkan sebagai dana promosi. Kuncinya
adalah berani mengambil resiko untuk memperoleh omset yang fantastis.
Terbukti, promosi
dengan ikut serta menjadi peserta pada pameran membuat omset meningkat tajam.
Hal ini terbukti dengan pengakuan dari pihak Siger Jati bahwa pada pameran di
Candra Super Store selama 14 hari memperoleh omset sebesar Rp. 260.000.000,- , pada Lampung Fair 2011 mencapai omset Rp.
300.000.000 dan di lampung Fair 2012 mencapai omset yang fantastis mencapai Rp.
400. 000.000.
dalam dunia online juga bisa berpromosi, dengan menggunakan twitter, facebook, blog dan website. jika ingin lebih asyik ngeblog, klik disini.
0 komentar:
Posting Komentar